Bekasikinian.com, Jakarta - Ketua Umum Relawan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) Jawa Timur, Novianto Puji Raharjo, menilai ruang digital yang aman dan beretika dapat diterapkan oleh masyarakat dengan berpedoman pada nilai-nilai Pancasila.
“Kalau ruang digital aman dan etis nikmatnya luar biasa. Baca informasi tidak ada hoaks dan adu domba, informasi menyejukkan. Orang kangen baca informasi karena menjadi tambah pintar, bukan menghancurkan,” kata Novianto dilansir dari Antara.
Ia menjelaskan, meski Indonesia merupakan negara berdemokrasi, warganet tetap perlu mengedepankan etika saat berjejaring di ruang digital. Warganet, kata dia, harus patuh pada aturan yang berlaku seperti menjauhi perundungan (bullying), hate speech, dan hoaks.
Novianto menambahkan, warganet juga perlu diingatkan bahwa ruang digital bukanlah arena interaksi satu arah, melainkan interaksi yang melibatkan banyak orang.
Untuk menanamkan etika di ruang digital, menurutnya, generasi muda perlu dilibatkan dalam digitalisasi kebudayaan, misalnya acara-acara pertunjukan budaya dengan kemasan milenial.
“Sehingga, mereka tertarik. Itu sudah mulai banyak dilakukan. misal di Yogyakarta. Ada modifikasi, dan dari sana kemudian kita berharap anak-anak muda mulai melirik kembali budaya sendiri dan mulai menyenangi budaya mereka. Akhirnya generasi muda tidak berkiblat ke asing, tapi fokus ke kebudayaan kita yang luar biasa,” kata Novianto.
Pengguna internet di Indonesia pada 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan, pengguna internet mencapai 61,8 persen dari total populasi Indonesia.
Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori “Sedang”.