Pemerintah Bagikan Kompor Listrik Gratis di Bali dan Solo, Warga: Lebih Hemat, Hanya Rp60 per Jam

- Minggu, 25 September 2022 | 07:33 WIB
Pemerintah Bagikan Kompor Listrik Gratis di Bali dan Solo, Warga: Lebih Hemat, Hanya Rp60 per Jam
Pemerintah Bagikan Kompor Listrik Gratis di Bali dan Solo, Warga: Lebih Hemat, Hanya Rp60 per Jam

Bekasikinian.com - Pemerintah membagikan paket kompor listrik gratis untuk pilot project di Bali dan Solo. Warga di kedua wilayah tersebut mengaku lebih hemat dengan kompor listrik.

Jero Kusumawati, 63, pemilik toko di Pantai Mertasari di Sanur, Denpasar selatan, mengaku lebih hemat dengan kompor listrik.

"Lebih hemat, lebih praktis, lebih cepat masaknya, bagi saya. (Pengeluaran) lebih banyak kompor gas," katanya, Jumat (23/9/2022).

Ia mengatakan menerima paket yang berisi kompor listrik dua tungku, satu alat masak dan MCB (miniatur circuit breaker) atau power booster untuk kompor tersebut.

Baca Juga: Wika Salim Bahagia dengan Sosok Pacar Barunya, Ingin Jadi Tambatan Hati Terakhir

Dalam sebulan, Kusumawati biasanya menghabiskan dua tabung LPG 3kg dengan harga Rp18.000 per tabung atau total Rp36.000. Namun, saat menggunakan kompor listrik, ia mengaku hanya menghabiskan sekitar 60 rupiah per jam.

Dia juga menilai menggunakan kompor listrik lebih praktis dan nyaman untuk memasak. Karena kompor tidak mengeluarkan api. Terlebih lagi, tokonya terletak di daerah pantai, yang sangat berangin.

"Ini nyaman dan praktis. Di pantai banyak anginnya kompor itu kan tidak pakai api dan masaknya jadi gampang dan cepat matangnya, dan tidak ada apinya tapi makanannya cepat matang, tidak ada kendala dan nyaman-nyaman saja," jelasnya.

Senada dengan itu, Indrawati, ibu rumah tangga asal Kelurahan Mojo, mengaku mendapat paket kompor listrik gratis dari pemerintah. Ia mendapatkan kompor induksi dua tungku merek Myamin dengan daya total 2000 watt.

Baca Juga: Penuh Kemesraan, Inikah Pacar Rossa Sebenarnya?

Indrawati mengatakan, keluarganya menggunakan listrik kapasitas 1.300 VA sebelum menerima paket kompor. Namun, ia akhirnya menurunkan daya ketika mendapat bantuan tentang kompor induksi.

Sebab, untuk menjadi penerima paket kompor listrik, syaratnya harus memiliki listrik 900 VA dan termasuk dalam kategori subsidi. Dia menerima tawaran itu tanpa berpikir.

Terlenoj lagi, ia berhak mendapat subsidi karena ia tergolong miskin. Hingga saat ini, ia juga tercatat sebagai peserta program Keluarga Harapan (PKH) dan penerima bantuan pangan nontunai dari pemerintah.

Sebelumnya, pada awal tahun ini, dia mendapat penataan kawasan dari Kementerian PUPR sehingga memasang listrik 1.300 VA di rumahnya.

Halaman:

Editor: Asroi Baihaqi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X