Bekasikinian.com, Jakarta - Peristiwa G30S PKI tahun 1965 berlangsung pada sore hari hingga dini hari, yang kebetulan berakhir pada tanggal 30 September hingga 1 Oktober 1965. Kampanye tersebut menyasar para perwira senior TNI Angkatan Darat saat itu.
Tiga dari enam target tewas seketika di kediamannya. Sementara yang lainnya diculik dan dibawa ke Lubangbuaya, Jakarta Timur.
Peristiwa G30S PKI mengakibatkan tewasnya enam perwira tinggi TNI, yaitu Letjen Ahmad Yani, Mayjen Raden Soeprapto, Mayjen Siswando Parman, Mayjen Mas Tirtodarmo Hayono, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo dan Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjtan.
Baca Juga: BSU 2022 Cair Hari Ini Senin 12 September, Cek di Bank Himbara
Gerakan 30 September 1965 dipimpin oleh pemimpin terakhir PKI, DN Aidit. Mengutip Api Sejarah 2 karya Ahmad Mansur Suryanegara, menurut Arnold C. Brackman, DN Aidit mendukung gagasan Khrushchev yang adalah "Jika semuanya bergantung pada komunisme, kami akan mengikuti jalan perdamaian."
Pandangan ini dikatakan bertentangan dengan gagasan bahwa Mao Zedong dan Stalin menyatakan bahwa komunisme berkembang melalui perang.
Tujuan utama dari G30S PKI adalah untuk menggulingkan pemerintahan Sukarno dan menggantikan Indonesia sebagai negara komunis. Seperti yang kita ketahui bersama, PKI dikatakan memiliki lebih dari 3 juta anggota. Ini menjadikan mereka Partai Komunis terbesar ketiga di dunia setelah China dan Uni Soviet.
Baca Juga: Guru dan Siswa Masih Alami Trauma, SDN Kota Baru II Perpanjang Libur Hingga 12 September
Implikasi sosial politik G30S PKI
1. Secara politis, lahirnya peta rezim baru, yaitu Tentara AD.
2. Pada bulan Desember 1965, PKI telah bubar sebagai kekuatan politik di Indonesia.
3. Kekuasaan dan prestise politik Presiden Sukarno telah berkurang.
4. Di masyarakat, penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang PKI atau jumlah orang yang diyakini sebagai PKI tidak seluruhnya melalui proses pengadilan.
Dari tanggal 2 sampai 5 Oktober 1965, penumpasan PKI di Jakarta dan penindasan di Jawa Tengah memakan waktu lama karena PKI memiliki basis yang cukup kuat. Seiring dengan berbagai operasi militer, DN Aidit akhirnya tertembak di Boyolali. Sementara itu, Letnan Kolonel Untung Sutopo ditangkap di Tegal.
Inilah dampak sosial politik dari peristiwa G30S PKI beserta maksud dan tujuannya.
Artikel Terkait
Janjian Perang Sarung, Belasan Remaja di Bekasi Terciduk
Perang Saudara, Pembagian Hasil Jual Tanah Jadi Motif Penyerangan John Kei
Dulu Jadi Medan Perang, Ini Asal Nama Daerah Kaliabang
Update Perkembangan Kasus Polisi Tembak Polisi, Komnas HAM Pastikan Brigadir J Tidak Tewas di Magelang!
Hampir 1.000 Anak di Ukraina Tewas akibat Perang