Ancaman Sesar Lembang Mengintai, Waspadai Dari Sekarang

- Selasa, 22 November 2022 | 13:28 WIB
Sesar Lembang (Julia Alazka)
Sesar Lembang (Julia Alazka)

Bekasikinian.com, Jakarta - Selain sesar Cimandiri yang diduga menjadi episentrum gempa Garut di Jawa Barat, sesar Lembang kembali mendapat perhatian.

Apalagi dikatakan ada potensi bencana yang lebih besar jika terjadi kegagalan atau penyimpangan.

Perlu diketahui bahwa di Jawa Barat terdapat beberapa sesar atau patahan aktif diantaranya adalah Sesar Lembang.

Dikutip Bekasikinian.com dari Pikiran-Rakyat.com, diketahui sesar Lembang membentang sepanjang 29 kilometer dari Gunung Manglayang di Bandung Timur hingga sekitar kawasan Padalarang.

Lebih detail, Sesar Lembang melingkari tepi utara kota Bandung, sebagian selatan gunung Tangkuban Perahu. Salah satunya adalah gunung api aktif di Indonesia.

Jika terjadi pergerakan, Sesar Lembang  dapat menyebabkan gempa bumi tektonik dan tanah longsor sekitar 170 hingga 670 tahun.

Sedangkan, bencana alam terakhir terjadi di Sesar Lembang sekitar 500 tahun lalu. Artinya, dari hari ini hingga 100 tahun dari sekarang, kemungkinan bencana selalu ada.

Baca Juga: Akun BNPB Indonesia Digeruduk Netijen, Ada Yang Merasakan Gempa? Kamu Nanya??

BNPB Indonesia mengkhawatirkan adanya berbagai fasilitas wisata yang sedang dibangun di sepanjang patahan Lembang.

Di sisi lain, Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan bahaya patahan Lembang.

“Hasil kajian para ahli menunjukkan bahwa sesar aktif ini memiliki target magnitudo 6,8. Tidak ada yang tahu kapan gempa kuat akan terjadi. Untuk bertahan dari gempa, kita bisa melakukannya dengan membangun rumah tahan gempa dan belajar bertahan hidup ketika terjadi gempa bumi sewaktu-waktu," katanya.

Dia menegaskan, aktivitas Sesar Lembang terlihat dari aktivitas seismik kecil yang masih terjadi di sepanjang jalur tersebut.

Baca Juga: BNPB: Imbas Gempa M 5,6 SR Cianjur 46 Orang Tewas dan 700 an Luka-luka

Beberapa gempa telah terekam di sepanjang garis patahan sejauh ini, termasuk gempa Kampung Muril Cisarua 3,3 Magnitudo pada 28 Agustus 2011, dan gempa Magnitudo 2,8 dan 2,9 pada 14 dan 18 Mei 2017.

Selain pemantauan gempa di Indonesia, BMKG juga memasang dan mengoperasikan seismometer WWSSN (Worldwide Standardized Seismograph Network) untuk memantau aktivitas Sesar Lembang. (sy)

Halaman:

Editor: Romy Syawaluddin

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X