Menag Kutuk Aksi Pembakaran Alquran di Swedia

Bekasikinian.com, Jakarta – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyesalkan adanya aksi pembakaran Alquran yang dilakukan Rasmus Paludan. Ia mengutuk segala aksi yang menyakiti hati umat muslim.

“Ini bentuk teroris dan ekstremis yang dapat mengancam harmoni umat beragama, Saya mengutuk keras Tindakan tersebut,” kata Yaqut dalam keterangan yang diterima pada Kamis (27/1/2023).

Menurutnya, bentuk protes merupakan demokrasi tapi katanya, sangat tidak dibenarkan apabila melakukan tindakan penghinaan pada symbol agama.

Baca Juga: Pemerintah Indonesia Panggil Dubes Swedia Sampaikan Bentuk Kekecewaan

“Alasan apapun, kalau penghinaan terhadap symbol agama tetap tidak dapat dibenarkan dengan alas an apapun, walau termasuk kebebasan berekspresi,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, saat ini dunia sedang mendapatkan amanah sebagai Presidensi G-20 sejak 2022 dengan berupaya membangun kebersamaan melalui motto Recover Together, Recover Stronger (Pulih Bersama, Bangkit Perkasa).

Motto ini memberi pesan kuat tentang pentingnya kebersamaan dalam memajukan dunia, bankit dari pandemi.

“Aksi di Swedia dan Belanda justru bisa merusak semangat kebersamaan yang sedang dibangun. Itu jelas merugikan seluruh umat beragama dan tidak bisa dibenarkan,” sebutnya.

Ia menuturkan, protes dari berbagai negara, termasuk di Indonesia, serta juga dari masyarakat dan tokoh agama adalah cermin betapa tindakan semacam itu telah mencederai perasan dan merusak semangat kerukunan umat.

Meski demikian, Gus Men mengimbau umat muslim Indonesia untuk tidak terpancing dan terprovokasi. Bentuk penyikapan harus mengedepankan cara-cara yang santun (akhlakul karimah) dengan menunjukkan nilai-nilai keluhuran Islam.

“Umat wajar jika marah melihat kejadian ini, namun bentuk respons harus dalam koridor hukum dan dengan adab yang mulia,” pungkasnya.

Baca Juga: Kolom Komentar Medsos Kedubes Swedia di Serang Warganet