Bekasikinian.com, Jakarta - Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat menyerang tidak hanya manusia, tetapi juga hewan. Bakteri ini bisa menular lewat urine hewan yang terinfeksi dan terbawa oleh air tanah.
Gejala penyakit ini mirip dengan penyakit flu dan jika sudah semakin parah dapat merusak organ di dalam tubuh hingga menyebabkan penyakit parah dan kematian. Kondisi ini dapat diperparah dengan sanitasi lingkungan yang buruk.
Untuk informasi lebih lanjut tentang leptospirosis dan gejala yang mungkin Anda miliki, sebaiknya lakukan konsultasi kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai kondisi kesehatan Anda dan mengetahui prosedur pengobatan yang tepat.
Pengertian Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, yang dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi seperti tikus, sapi, anjing, dan babi. Bakteri dapat berkembang biak dengan baik di dalam ginjal hewan tersebut dan akan keluar lewat urine.
Leptospirosis menyebar dengan cepat melalui air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan yang membawa bakteri Leptospira. Seseorang dapat tertular leptospirosis jika terkena urine hewan yang terinfeksi, atau kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi.
Air tanah yang mengalir di sekitar sungai mungkin saja terkontaminasi oleh bakteri ini. Maka dari itu, menjaga kebersihan lingkungan menjadi hal yang penting agar tidak terinfeksi bakteri serupa. Meminimalisir kontak langsung dengan air seperti berenang dan mencuci di air sungai bisa menurunkan risiko terkena leptospirosis.
Penyebab Leptospirosis
Penyebab utama penyakit leptospirosis adalah infeksi dari bakteri Leptospira yang hidup di dalam ginjal hewan. Bakteri ini keluar bersama urine hewan yang terinfeksi dan dapat mengkontaminasi tanah dan air.
Penyakit leptospirosis pada manusia dapat terjadi jika orang tersebut melakukan beberapa aktivitas berikut ini:
- Mengkonsumsi air yang terkontaminasi oleh bakteri Leptospira,
- Penderita masuk ke dalam air atau kontak langsung dengan tanah dan air tanah yang terkontaminasi bakteri Leptospira saat terdapat luka di kulit. Bakteri ini bisa masuk melalui luka dengan kulit yang terbuka,
- Bagian mata, hidung, atau mulut terkontaminasi dengan air atau tanah yang mengandung bakteri Leptospira,
- Mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi oleh bakteri Leptospirosis, dan
- Menular lewat ASI pada ibu yang menyusui, tetapi kasus ini jarang terjadi.
Bakteri leptospirosis dapat berkembang biak dengan baik pada beberapa hewan seperti anjing, babi, kuda, sapi, dan tikus.
Faktor Risiko Leptospirosis
Leptospirosis berisiko lebih tinggi pada negara-negara tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Hal ini karena bakteri Leptospira dapat berkembang biak dengan baik dan hidup dalam jangka waktu yang lama pada suhu udara yang panas dan lembab.
Artikel Terkait
Ahli Gizi Larang Minum Kopi Pada Waktu Ini
Jangan Anggap Sepele Gejala Flu Ringan! COVID-19 Masih Mengintai
Ahli Gizi: Susu Tidak Bisa Gantikan Makanan Pokok
Bunda Paud Menyapa, Wiwiek Hargono Tri Adhianto Bagikan Gizi Tambahan
Imbas Banjir Semarang, Perjalanan KA dari Bandung Tersendat